Skip to main content

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN VISI GURU PENGGERAK

Dalam pendidikan guru penggerak salah satu hal yang harus di kuasai yaitu sikap Reflektif yang bisa di jadikan acuan untuk menggambarkan kesadaran diri dan perbaikan diri secara konstruktif dalam proses belajar demikian sahabat dapat menjadikan tulisan di bawah ini sebagai contoh dalam merefleksikan materi guru penggerak dengan Metode 4 F yaitu Peristiwa (Facts), Perasaan (Feelings), Pembelajaran (Findings), Perubahan (Future).

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN

Peristiwa (Facts): peristiwa apa saja yang terjadi?

Peristiwa yang terjadi yaitu pembelajaran dengan tema VISI GURU PENGGERAL, pada materi ini guru penggerak mempelajari bagaimana mebuat visi di masa depan dengan mengungkapkan harapan harapan yang ingin di capai untuk menjadikan murid yang di harapkan, Untuk dapat mewujudkan visi sekolah impian dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan mencapai garis “ finish”, maka ia butuh peralatan yang mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam pelaksanaan IA dibutuhkan langkah langkah dalam pelaksanaan yaitu dengan IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dalam mewujudkan perubahan dengan menggunakan IA menggunakan menerapkannya melalui tahapan dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). BAGJA adalah metode mewujudkan visi dengan langkah yang menyenangkan dan menggunakan pendekatan yang mudah dilakukan.

 

Perasaan (Feelings): apa yang muncul saat proses pembelajaran

Perasaan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu senang dan bangga serta bersemangat, senang yaitu ketika melakukan pembelajaran yang baru dan pengalaman baru dalam pembelajaran, pada materi ini saya baru memahami bahwa dalam mewujudkan visi yang di inginkan kita dapat menggunakan konsep langkah BAGJA langkan ini bagi saya adalah langkah baru yang saya ketahui dan inilah yang membuat saya merasa bangga menjadi calon guru penggerak. Bangga yaitu ketika saya dapat berkolaborsi dengan inatruktur, pengajar praktik, dan guru – guru calo guru penggerak yang hebat dan memotifasi diri saya untuk selalu meningkatkan kualitas diri pribadi. Bersemangat di sini yaitu ketika saya melaksanakan pembelajaran ini semangat pada diri saya bertambah dengan banyaknya materi baru yang dapat saya pelajari.

 

Pembelajaran (Findings): apa saja yang didapatkan

Pada pembelajaran ini banyak yang saya dapat pelajari yang pertama :

1.     Untuk dapat mewujudkan visi sekolah impian dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Jika diibaratkan seperti seorang pelari yang memiliki tujuan mencapai garis “ finish”, maka ia butuh peralatan yang mendukung selama berlatih seperti alat olahraga. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mengeksplorasi paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). 

2.     Dalam pelaksanaan IA dibutuhkan langkah langkah dalam pelaksanaan yaitu dengan IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA dipercaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dalam mewujudkan perubahan dengan menggunakan IA menggunakan menerapkannya melalui tahapan dalam bahasa Indonesia disebut dengan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). BAGJA adalah metode mewujudkan visi dengan langkah yang menyenangkan dan menggunakan pendekatan yang mudah dilakukan.

3.     ahapan BAGJA. Tahap pertama, Buat Pertanyaan Utama (Define), Tahap kedua, Ambil Pelajaran (Discover). Tahap ketiga, Gali Mimpi (Dream). Tahap ketiga, Jabarkan Rencana (Design). Tahapan terakhir, Atur Eksekusi (Deliver).

4.     Dalam menyusun fisi kita harus berfikir menuju masa depan yang lebih baik.

 

Perubahan (Future): Jika saya ingin membuat perubahan dengan konsep inkuiri apresiatif: apa saja yang perlu saya pelajari lebih lanjut? apa saja strategi yang dilakukan untuk melaksanakan perubahan?

apa saja yang perlu saya pelajari lebih lanjut? yang perlu saya pelajari yaitu hal hal baik yang belum di praktikkan di dalam sekolah saya dan berusaha mencontohnya dan berusaha mempraktikkannya.

apa saja strategi yang dilakukan untuk melaksanakan perubahan? yang akan saya lakukan yaitu dengan cara mencontoh dengan mengAmati hal hal baru dari sekolah yang sudah maju  - meniru program baru tersebut dan – Modifikasi untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah.

 

 

 

 

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

PIDANA MATI MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA

  PIDANA MATI MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ..................... Nim : ............ FAKULTAS HUKUM  .............  201. KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada yang maha kuasa, karena berkat campur tangan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul “Pidana Mati Menurut Hukum Pidana Indonesia”. Adapun maksud daripada pembuatan Karya Ilmiah ini  adalah sebagai sumbangan pemikiran bagi para penegak hukum dalam penyelesaian kasus -kasus Prospek Pengaturan Pidana Masyarakat. Penulisan karya ilmiah ini tentu saja masih banyak kekurangan. Untuk itu demi kesempurnaannya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif. Akhirnya, semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Hukum. Manado,        April 2017 Penulis DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................             ...

Koneksi Aantar Materi Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.

 KONEKSI ANTAR MATERI 2.1 EKA ARLIYAN JUNEDRIA CGP ANGKATAN 9 KABUPATEN TULANG BAWANG  Memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. menurut Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul "How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom" menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid paling tidak berdasarkan tiga aspek antara lain kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid, profil belajar murid. pada pembelajaran yang berdiferensiasi tiga hal inilah yang harus di perhatikan bagi guru untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.  menurut Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul "How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom" menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid paling tidak berdasarkan tiga aspek antara lain kesiapan belajar (readiness) murid...

Peralihan tanah

  P eralihan tanah adalah perbuatan hukum yang sengaja dilakukan dengan tujuan agar hak atas tanah beralih dari yang mengalihkan kepada yang menerima pengalihan. Peralihan hak atas tanah ini ada juga yang menyebutnya dengan istilah "pemindahan" hak atas tanah. Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 20, 26, 28, 38, dan 43 Undang-undang No. 5 Tahun 1960 (UUPA), maka setiap hak atas tanah dapat beralih dan dialihkan. Dalam praktik peralihan hak itu dapat berbentuk: a.      Jual beli; b.      Tukar-menukar; c.      Hibah; d.      Pemisahan dan pembagian harta warisan; e.     Pemisahan dan pembagian harta biasa (bukan warisan); f.      Penyerahan/hibah wasiat (legaat) ; g.     Penyerahan tanah sebagai modal perusahaan. Dalam inisiasi ini akan dibahas dasar hukum peralihan hak atas tanah, pejabat yang berwenang untuk mengalihkan, hak, ...